Senin, 23 Juni 2014

reality..

Tadi di home pas awal masuk blog, saya liat postingan baru rakabercerita.blogspot.com .
Juni ya?
Memang sih sulit menerima realita tentang 'kehilangan'. Apalagi tentang sahabat yang oke, 24 jam terus bersama dia. Kita ngerti sifatnya, ngerti kelakuannya, ngerti segalanya tentang dia. Tapi, saya ngerti kok. Bukannya ingin riya, tapi memang saya selalu berdoa agar semuanya diberikan yang terbaik. Baik secara keseluruhan, maupun secara personal. Dan setelah semua keputusan itu di-'ketok palu'-kan, saya dengan ikhlas berfikir, oke, itu mungkin jalan yang terbaik bagi sahabat kita. Mungkin yang tersisa bagi kita cuma kepiluan yang luar biasa karena ditinggal oleh sahabat yang kita rasa sudah 'klop' banget. Saya juga ngerasa kok, saya juga nangis saat itu. Nangis kehilangan tentunya. Tapi yang bikin saya lebih nangis, karena saya sendiri malu. Sahabat itu justru lebih tegar dengan tetap menunjukkan senyumnya. Saya merasa kecil banget. Banget.
Dari situ saya pun yang tadinya memang rasanya nggak rela, mulai ber-husnuzan atas keputusan yang sudah ditetapkan. Saya yakin, seperti kata nida-salah satu teman saya-di grup, "as we already being stars, all we need is taking place where we can shine. Anywhere it is, we still stay on the same sky". Setuju banget, walaupun kata nida maaf grammarnya masih berantakan._. Tenang, tapi maknanya dapet kok, nid.
Kita tetap jadi Astonic, kok:)
Seperti salah satu kutipan yang ditulis oleh seorang sahabat : laut yang tenang tidak akan menghasilkan pelaut yang ulung. Saya rasa, bener banget.
Thanks for all. Thanks for tought me about friendship, life, solidarity and struggles. Thanks, friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar