Akhir-akhir
ini mungkin bisa dibilang jauh lebih padat. Masalahnya ngeselin. Karena UTS
kemarin yang menyebabkan nggak ada intensif sekaligus libur idul adha (fyi
seminggu tiga kali intensif), jadi intensifnya bablas senin sampai jumat.
Sedih, kapan nyucinyaT-T. Dan….hm akhir-akhir ini malah jadi membingungkan.
Serasa di PHP in karena katanya hari kamis intensif sebagai pengganti hari rabu
yang kepotong karena studi lapangan, dan ternyata? Nggak ada intensif. Entahlah
KatamCup jadinya jadi atau nggak.
Sebenernya
tujuan saya nulis lagi disini adalah (aaaaah udah lama nggak buka blog)…hm
bukan buat ngeluh insya Allah. Emang sih suka banget ngeluh kalau dipikir-pikir.
Capek lah, ngantuk lah, pusing lah yah macem-macem deh, sampe akhirnya saya
membaca sepenggal kata di notes Umi—teman isengan saya._. yang baik sekali. Bijak
banget kata-katanya, sampe akhirnya saya malu karena selalu bilang ‘ah capek’.
Intinya, dalam
notes Umi itu, isinya adalah…hakikat capek itu sendiri._. ya gimana ya,
pokoknya intinya (jadi ini inti di dalam inti, ya? ah gatau ah) kita gatau
gimana batas kita bisa bilang ‘capek’. Sementara kita semua udah tau, tempat
kita istirahat atau istilah kerennya ‘me time’ seorang muslim adalah surga.
Dan…karena kita nggak tau batas capek dan
kita udah tau kalo suatu hari nanti kita akan punya waktu ‘me time’ yang
bener-bener ‘me time’(?) (amiiin), apakah kita layak kalau cuma kaya gini aja
kita bilang kalau kita sudah capek dan berharap punya ‘me time’ yang
bener-bener ‘me time’? (ah aku bingung semakin berputar-putar. Tapi, get it,
kan?._.)
Nah, dari situ
saya langsung merenung sebentar. Mengingat mimpi-mimpi saya yang tentu saja
ingin semuanya saya wujudkan, dan ikhtiar ini merupakan salah satu bagian
penting untuk meraih cita-cita tersebut. Ah, ini belum seberapa. Belum seberapa
dibanding orang-orang besar diluar sana, mungkin itulah sekilas yang saya
pikirkan. Saya pun langsung melihat kebawah. Mungkin keberadaan saya disini
sebagai siswa jauh lebih beruntung daripada siswa lain yang ada disana yang
juga sedang menuntut ilmu. Kita sama-sama punya cita-cita, tapi sebagian yang
lain selain belajar juga bekerja untuk sekadar menambah uang jajan atau membantu
orang tuanya. Sementara saya dan 360 siswa lainnya disini difokuskan untuk
belajar. Makan? Nggak nyuci plato sendiri, kan?
Lalu saya
menghela nafas sebentar. Memberikan notes itu kepada Umi. Dan berterimakasih
padanya. Ah, ternyata saya belum berhak untuk berkata capek. Astaghfirullah…
Terimakasih,
UmiJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar